Ahli Waris Pasang Plank di Lahan Pembebasan Bandar Udara Teluk Bano 1

Keluarga ahli waris dan pemegang kuasa memasang plank di lokasi lahan pembebasan bandar udara Teluk Bano 1

BANGKO PUSAKO, Oketimes.com- Sek Lin (58) beserta keluarga ahli waris dari almarhum Pek Tong Tai/Sitay mengklaim serta memasang papan plank di lokasi lahan pembebasan bandar udara Teluk Bano 1, kecamatan Bangko Pusako.
 
Jauh hari sebelum rencana Pemkab Rohil membebaskan lahan tersebut, Sek Lin yang mengaku sebagai ahli waris yang sah sudah melakukan berbagai cara guna menyelesaikan masalah tanah milik keluarganya bersama pihak-pihak yang mengaku sebagai pemilik tanah atas nama almarhum ayahnya.

Kenyataannya menurut penuturan Sek Lin, salah seorang warga setempat yang dipercayakan memegang surat tanah tersebut selama puluhan tahun telah bersekongkol dengan pihak kepenghuluan (pemerintah setempat) dan serta merta menyerobot tanah warisnya seluas 90 Hektar dengan nomor surat tahun 1977/1978. diketahui 60% dari tanah tersebut akan dibebaskan oleh Pemkab Rohil.
 
Alhasil, Rabu (17/9) Sek Lin langsung memasang plank di lokasi tanah yang akan dibebaskan Pemkab Rohil dalam waktu dekat ini.
 
"Sebenarnya, kita sangat mendukung program Pemkab yang akan membangun bandar udara di lokasi tanah kami, masalahnya sekarang tanah tersebut dikuasai oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," paparnya.
 
Sek Lin berharap, pemerintah mempertemukannya dengan pihak-pihak terkait guna menyelesaikan permasalahan yang ada secara musyawarah.

"Kami menuntut keadilan, dari itu kami meminta kepada Panitia Pengadaan Tanah agar mempertemukan kami dengan pihak-pihak terkait guna menyelesaikan permasalahan yang ada secara musyawarah," bebernya.

Sek Lin menambahkan jika pihaknya sangat berkeberatan jika tidak dilibatkan dalam  hal pembebasan yang sebentar lagi memasuki proses pembayaran, ungkapnya kecewa.
 
Pantauan oketimes di lapangan, Sekcam Bangko Pusako ketika diajak keluarga ahli waris untuk meninjau lokasi yang diklaim menyatakan tidak bersedia menemani pihak ahli waris, dengan dalih keamanan, khawatir terjadi perkelahian dengan massa.

Wartawan juga berusaha mendapatkan klarifikasi dari kepenghuluan Teluk Bano 1, Norman, namun tidak berada di kantor mau pun dirumahnya. Sementara Jo, salah seorang RT juga berdalih saat diajak meninjau lokasi, katanya sedang berurusan.
 
"Mohon maaf pak, sementara ini saya tak bisa melayani tamu, sebab saya mau jual kambing ni. Katanya berdalih padahal sebelumnya Jo terlihat santai menonton TV dengan remote di tangannya.(hen)


Tags :berita
Komentar Via Facebook :